Komisi IX Dorong Peningkatan Sarpras RSUD Embung Fatimah Batam
Tim Kunspek Komisi IX DPR RI meninjau pelayanan RSUD Embung Fatimah Batam kepada pasien kanker. Foto: Sofyan/sf
Tim Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Komisi IX DPR RI ke Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau mendorong peningkatan sarana dan prasarana Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam. Alasannya, sebagai rumah sakit rujukan regional di Sumatera, khususnya untuk pasien kanker, sarpras untuk penanganan pasien kanker masih minim. Bahkan, RSUD yang telah beroperasional sejak 1986 itu belum memiliki radioterapi.
“Kita minta kepada Kementerian Kesehatan untuk menyediakan alat radioterapi. Tapi, yang juga harus menjadi perhatian pada tenaganya. Sehingga selain menyiapkan sarana dan prasarananya, kita juga harus menyiapkan Sumber Daya Manusia untuk mengoperasikan radioterapinya,” kata Anggota Komisi IX DPR RI Irgan Chairul Mahfiz usai memimpin Tim Kunspek Komisi IX DPR RI meninjau pasien kanker yang menjalani proses kemoterapi di RSUD Embung Fatimah, Batam, Kepri, Jumat (30/11/2018).
Usai meninjau pelayanan pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RSUD Embung Fatimah Batam, Irgan menilai pelayanan yang diberikan sudah sangat baik, kendati dengan sarpras dan SDM yang minim. Dalam pantauan Parlementaria, terdapat empat kamar untuk perawatan dan penanganan pasien terapi, khususnya yang menjalani perawatan kemoterapi. Di sisi lain Irgan menekankan, persoalan minimnya sarpras dan SDM bukan hanya terjadi di RSUD Embung Fatimah saja, namun juga di beberapa RS di wilayah Indonesia.s
“RS Embung Fatimah ini dalam melayani pasien kanker sangat baik, karena mereka melayani dengan maksimal. Ada 4 kamar untuk pelaksanaan kemoterapi dan tersedia tenaga dokter yang spesialis Onkologi. Dilihat dari kondisi pasien kanker yang ada di RS Embung Fatimah, kita juga merasa (sarpras) perlu ditingkatkan. Karena prevalensi (penderita kanker) meningkat,” tambah legislator Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.
Di sisi lain, Irgan melihat semua obat untuk pasien kanker sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Namun dalam peninjauan, imbuh legislator dapil Banten itu, pihaknya mendapat keluhan dari pasien, bahwa ada obat yang dirasa perlu masuk dalam Formularium Nasional (Fornas), seperti vitamin, sehingga turut ditanggung BPJS Kesehatan. “Kita sampaikan ke BPJS Kesehatan, agar obat standar untuk penanganan pasien kanker masuk dalam Fornas, karena pascaoperasi butuh vitamin,” tandas Irgan.
Sementara itu, Wakil Direktur RSUD Embung Fatimah Batam Dr. Drg. Sri Rupiati mengaku, pihaknya sudah mengajukan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 150 miliar kepada Kemenkes. Namun dalam perjalanannya, anggaran turun menjadi Rp 80 miliar, kemudian turun lagi menjadi Rp 50 miliar, kemudian turun lagi menjadi Rp 17 miliar, hingga akhirnya hanya menjadi Rp 4 miliar.
“Semuanya diusulkan, termasuk semua keperluan di RSUD Embung. Alat untuk pemeriksaan kanker juga diusulkan. Tapi akhirnya anggaran Rp 4 miliar hanya untuk instalasi obat. Padahal kami rujukan regional kanker, tapi semua penanganan masih manual, dengan kondisi alat bukan seperti RS rujukan. Untuk obat juga, ada Rp 1,2 miliar yang belum dibayar BPJS. Baru dibayar Rp 14 juta,” tandas Sri Rupiati.
Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis Onkologi RSUD Embung Fatimah Batam Dr. Indra Hidayah Siregar, SpBKOnk menyatakan, guna mendukung penanganan pada pasien kanker, pihaknya membutuhkan alat radioterapi. Ia mengemukakan, jumlah kasus kemoterapi mengalami peningatan. Tahun 2015 sebanyak 431 pasien, kemudian tahun 2016 meningkat menjadi 563 pasien. Dan tahun 2017 meningkat signifikan menjadi 852 pasien.
Dan untuk jumlah kasus operasi kanker di RSUD Embung Fatimah, papar Indra, hampir mengalami kenaikan setiap tahunnya. Diketahui, tahun 2015 sebanyak 198 pasien, tahun 2016 meningkat menjadi 239 pasien, tahun 2017 menjadi 249 pasien, dan hingga November 2018, pasien kanker yang menjalani operasi kanker di RSUD Embung Fatimah mencapai 167 pasien.
Selain meninjau RSUD Embung Fatimah Batam, Tim Kunspek Komisi IX DPR RI juga menggelar pertemuan dengan Asisten II Pemprov Kepulauan Riau, Kemenkes, Kadis Kesehatan Kepri, Kadis Kesehatan Kota Batam, Direksi RSUD Embung Fatimah, BPJS Kesehatan Cabang Batam, Perwakilan Yayasan Kanker Indonesia Batam, dan Perwakilan Komunitas Cancer Information and Support (CISC) Batam, di Griya Kepri, Batam.
Kunspek ini juga diikuti Anggota Komisi IX DPR RI Nurmansah E. Tanjung (PDI-Perjuangan/Jabar V), Marinus Gea (PDI-Perjuangan/Banten III), Betti Shadiq Pasadigoe (Golkar/Sumbar I), Khaidir Abdurahman (Gerindra/Aceh II), Suir Syam (Gerindra/Sumbar I), Handayani (PKB/Jambi), dan Adang Sudrajat (PKS/Jabar II). (sf)